Sabtu, Januari 24, 2009

Nehhh Siapa yaa...???


Kayak pernah kenal neh cewek,

hemmmm...... siapa ya??

hehhee ya ya... she’s my close friend.

Neh cewek biarpun bawel, cerewet, narsis dikit tapi baek juga.... ( Nic beresin kamar ku dunk). Lama ya gak denger kamu ngomel ngomel liat kamarku berantakan. Kangen juga ma lo NIC ...

Makan bareng, lihat DVD bareng denegrin lo cerita yang kagak ada habis habisnya, lihat kamu nangis, ketawa, denger keluhanmu yang selalu bilang “kok gak laku laku ya..” wukakakaaaa....

Denger ceritamu terakhir kali, aku jadi sedih NIC I don’t belive u can do it like that, i always thinking u will be wondergirl... but is okay apapun yang terjadi u always be my close friends.Terlepas dari itu semua, aku juga merasa bersalah mungkin beberapa waktu lalu jarang kita komunikasi (Hp kesayanganku nicc, dahh mampuussss hihihiii......), so kamu gak bisa share lagi

Don’t doit again ure stupid “night adventure” ya? PROMISE to me...

Always be nice and puff girl

I know u can be like that, dont reduce ure value life

I always proud with u,

Proud have friend like you

Mau yang manaaaa....?





Kamis, Januari 22, 2009

Memory of LAWU 2003





About LAWU :
Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.

Gunung Lawu memiliki dua puncak, Puncak Hargo Dalem dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.

Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.

Pendakian
Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Sura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan.

Pendakian standar dapat dimulai dari dua tempat (basecamp): Cemorokandang di Tawangmangu, Jawa Tengah, serta Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur. Gerbang masuk keduanya terpisah hanya 200m.

Pendakian dari Cemorosewu melalui dua sumber mata air: Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos 1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5.

Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik.

Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos. Jalur melalui Cemorosewu lebih nge-track. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemorokandang. Pendakian melalui Cemorosewu jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata.

Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari batu alam. Pos ke4 baru direnovasi,jadi untuk saat ini di pos4 tidak ada bangunan untuk berteduh. Biasanya kita tidak sadar telah sampai di pos 4.

Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan. Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti jalur yang menuju pos 4. Di pos2 terdapat watu gedhe yang kami namai watu iris(karena seperti di iris).

Di dekat pintu masuk Cemorosewu terdapat suatu bangunan seperti masjid yang ternyata adalah makam.Untuk mendaki melalui Cemorosewu(bagi pemula) janganlah mendaki di siang hari karena medannya gag nguatin untuk pemula.
Di atas puncak Hargo Dumilah terdapat satu tugu.

Story Jungle's in Lawu
Saat itu kali pertama kita Hiking di LAWU, seperti biasa agak nekad dan gak ada satu pun yang punya pengalaman kesana, kita saat itu pake kostum baru ya... (kostum mirip salah satu aparat yg sekarang dah bubar wekekekee...) Aku ingat kita bawa beberapa monyet yang ditaruh dipundak kita (mirip sibuta dari Goa Hantu ceritanya, ntar deh liat di potonya hehehe...), ada satu monyet item kayak yang punya (monyetnya Blacky) kalo gak salah monyet itu jelmaan mantan pacarnya (kayaknya gitu sehh... karena si VERA pesen itu sebagai pengganti dirinya soalnya dia dilarang ikut naik gunung) anehnya tuh monyet lebih mirip Blacky daripada VERA hemmm padahal tuh kan jelmaan VERA bukan jelmaan BLACKY'... lucunya lagi setelah mereka gak pacaran tuh MONYET kayaknya diinjek2 trus dibuang sama Blacky (hemm CINTA memang kejam Blacky... tragiss ).

Kembali ke LAWU lagi yoohh, pada waktu itu lagi sepi juga jarang ada orang lain yang naik kesana. kita ambil jalur dari Cemoro Sewu, emang bener ternyata jalur ini nyiksa banget bikin cape 'ngetrack" teruss sampe sampe "Nyaakk" kita pake Nangis sgala karena gak kuat wekekekee, untung sehh ada "Guk Guk" nya jadi semuanya beres. Akhirnya perjalanan kita hentikan sebelum nyampe di Pos Akhir, karena kemaleman kita buka tenda, woeehh gila DINGIN abiezzz...

Seperti ini moment yang paling kita tunggu, buka tenda, masak, makan, ngobrol maen kartu (saat indah kebersamaan kita ketika naik gunung) trus tidur bareng hehehee.... (kangennn neehhh NAIK GUNUNG yuuukkkkkkkkk...). paginya kita lanjutin perjalanan kita menuju Puncak, emng SUBHANALLAHHH indahh bener viewnya.... sayang kamera kita masih jadul wekekee hasilnya jadi gak maksimal. Setelah tertatih tatihh sampai juga di Sendang Drajat (sumber mata air) kalo gak salah sore hari, disitu kita nemu tempat seperti GUA yang kita jadiin BASECAMP. Keesokan harinya (sengaja kepuncak pagi2 biar bisa lihat SUNRISE.. sekali lagi SUBHANALLAAHH memang KEREN KEREN kEREN... kita pergi ke Puncak lawu yang ada TUGUnya itu namanya HARGO DUMILLAHH , tak habis habis kita pose disana hemmmm....

Emang Kenangan terindah saat di LAWU...
satu dari banyak kenangan dan petualangan kita bersama
be a Jungle's...

My Friend JUNGLE'S



Hemmm.......

Dibilang teman kalean lebih dari sekedar teman, dibilang saudara kagak ada hubungan darah bapak kalean siapa ibu kalean siapa beda bedakan? heheheee....
tapi kita bisa dibilang lebih dari saudara yaahh...
Ngere bareng, naik gunung dan camping selalu bersama, cangkrukan, ngopi di alun2 sampai pagi, cerita cerita, ketawa ketawa ngeledekin Blacky dan Gendheng, halahhh banyaklahhh, GILA GILA bersama...
jadi pingin balik kayak dulu... (woehhhh naik GUNUNG lagii yookkkk....)

Sejak SMA sampai kuliah selau bersama trus jadi pengangguran bersama, cari kerja bersama pula, gak salah jadi tahu karakter masing masing siapa yang tempramental, siapa yang manja, siapa yang kocak dan siapa yang dewasa, siapa yang bloon siapa yang pinter siapa yang pendiem siapa yang malu malu kucing wekekekeee....

Kita tumbuh dewasa bersama dengan pola pikir yang terbentuk dari kebersamaan, sangat menjunjung kebersamaan dan kesetiaan sebagai seorang teman meski kita penuh banyak kekurangan, lebih lebih kekurangan materi ya wekekkee (kan kita dulu kere2 hehehe...), Sekarang kita dah pada TUA dah jarang bareng bareng (pa lagi aku nun jauhh disini) pada berkeluarga, tapi semuanya takkan menghilangkan ikatan bathin dan kebersamaan kita.

Terima kasih teman Always be a Jungles men!!!...
tanpa kalean aku bukan siapa siapa,
Remember this :
KITA BUKAN HANYA SEKEDAR TEMAN, KITA ADALAH SAUDARA... selamanya

HISTORY OF JAZZ MUSIC

Jazz lahir di Amerika Serikat tahun 1868. Hal itu adalah yang ditulis oleh para peneliti sejarah jazz dan yang telah disepakati oleh berbagai pihak. Walaupun musik jazz lahir di Amerika Serikat, namun kini jazz bukan lagi hanya milik bangsa Amerika, melainkan sudah menjadi sebuah warna musik yang dimiliki oleh seluruh masyarakat dunia.

Awalnya, musik jazz lahir dengan dasar Blues. Kemudian pada sekitar tahun 1987 mulai dikenal bentuk Rag Time, yang pada waktu itu berupa permainan piano di bar-bar. Blues dan Rag Time berkembang menjadi Boogie - Woogie. Bentuk-bentuk tersebut selain merambah pada jalurnya sendiri, juga berkembang menelusuri perjalanan musik jazz.

Para peneliti musik mengemukakan, bahwa bentuk musik jazz yang dapat dianggap sebagai bentuk awal yang berkembang dari zaman ke zaman sampai bentuk jazz yang ada saat ini, adalah bentuk musik jazz yang terdapat sekitar tahun 1915 - 1917. Pada masa itu, para negro di New Orleans memainkan musik jazz yang memiliki corak yang khas, sehingga dikenal sebagai jazz New Orleans.

Para musisi jazz New Orleans, menyajikan penampilan mereka di bar, rumah judi, bahkan tempat-tempat pelacuran yang di masa itu sangat tumbuh subur di New Orleans. Karena dianggap mengurangi perhatian masyarakat terhadap pemerintahan dan banyak terjadinya tindak kriminal, maka pada tahun 1917 tempat hiburan hampir di seluruh New Orleans ditutup. Musik Jazz lalu berkembang keluar dari kota New Orleans.

Para musisi jazz yang berasal dari New Orleans mulai membawa musik jazz menelusuri sungai Mississippi, terus ke arah utara hingga sampai di Detroit. Di tahun 1920-an musik jazz telah berkembang di New York, Cichago, Memphis dan kota-kota besar di Amerika Serikat.

Meskipun para musisi jazz mendapat tekanan di New Orleans, mereka tetap berusaha menggaungkan jazz. Setelah musik jazz tidak mendapatkan tempat untuk diperdengarkan di New Orleans, Amerika Serikat dan mulai menyebar ke seluruh Amerika, jazz mengalami berbagai perkembangan. Di tahun 1920 warna jazz mengalami perubahan warna lagi dan disebut jazz dixieland.

Sebetulnya dixieland adalah sebutan untuk negara Amerika Serikat. Kenapa akhirnya disebut jazz dixieland, dikarenakan dalam musik jazz dixie ini, instrumen yang digunakan lebih sederhana dan sangat identik dengan Amerika pada jaman tersebut.

Beberapa orang peneliti mengatakan bahwa jazz dixie ini tidak menggunakan drum sebagai pengatur ritme musik, melainkan menggunakan semacam kayu bergerigi seperti alat pencuci pakaian, ditambah beberapa brass-section antara lain, trumpet, trombone, dan clarinet. Selain itu ditambah sentuhan alat musik khas Amerika, banjo.

Seiring berjalannya waktu, instrumen yang dipakai dalam bermain jazz dixie juga berubah. Jazz dixie mulai menggunakan piano, gitar sebagai pengganti banjo, string bass digunakan sebagai pengganti tuba, dan saat itu drum mulai digunakan lagi. Dalam musik dixie, improvisasi dilakukan secara bersama-sama oleh para solois dari awal sampai akhir lagu.

Setelah dixie, jazz berkembang lagi, dan bentuk berikutnya dikenal dengan jazz swing. Dalam swing, improvisasi dilakukan secara silih berganti. Dikatakan swing, karena musik ini mengalun dan bergoyang-goyang (swinging), serta irama swing sangat berekspresi.

Bila pada musik dixie digunakan beat8, atau 8 ketukan. Swing sudah menggunakan triplet (3 ketukan), atau beat 16. Dengan demikian irama dalam musik jazz swing lebih terasa menggelitik karena tampak ramai dan padat musiknya. Era swing berlangsung dari awal tahun 1930-an hingga pertengahan tahun 1940. Karena swing melanda hampir seluruh pelosok Amerika Serikat, lalu swing disebut sebagai salah satu kebudayaan Amerika Serikat atau sering disebut istilah Mainstream

Musik jazz yang berakar dari musik blues, berkembang menjadi jazz New Orleans, rag time, boogie woogie, dixie dan terakhir swing, selanjutnya mulai awal dekade 1940-an, jazz memasuki era be bop. Musik be bop merupakan pelampiasan protes para kaum negro di Amerika Serikat. Suasana Perang Dunia II membuat semua masyarakat, dan para musisi menjadi frustasi..

Oleh karena itu, dalam masa tahun 40-an terjadi pencetusan bentuk-bentuk musik baru, salah satunya jump band. Jump band adalah bentuk grup musik yang membawakan musik humor dan biasanya mengandung unsur porno di dalam liriknya. Jump band ini kemudian bercabang ke musik R&B, serta mengilhami bentuk rock'n'roll yang juga merupakan kelanjutan bentuk perkembangan boogie woogie ke arah bentuk musik pop ataupun rock.

Pada jazz be bop, batasan-batasan yang berlaku dalam jazz swing sedikit diperlonggar, lebih ekspresif dan cenderung lebih progresif. Maka itu, sejak masa be bop, muncullah istilah jazz progresif, dan musik jazz dinyatakan masuk ke dalam era jazz modern.

Munculnya musik rock dan menggaung di seluruh dunia pada tahun 1946-an merupakan saingan terberat jazz untuk terus berjalan dan berkembang. Akhirnya be bop runtuh dan musik jazz bersifat dingin, maka muncullah istilah cool jazz. Cool jazz berlangsung dari tahun 1949 hingga tahun 1951. Pada masa-masa itu, musik jazz mengalami transisi karena terdesak oleh menggeloranya musik rock.

Pada masa modern jazz, atau tepatnya memasuki era 60-an, timbul bentuk musik baru yang disebut soul dan funk. Soul timbul dari pengaruh gereja gospel dengan pengaruh blues. Sedangkan funk punya arti 'lebih keras dari tusukan peniti'. Hal tersebut diartikan tentang keduniawian, karena funk lebih cenderung untuk komersial. Di samping 2 bentuk musik tersebut, ada bentuk yang masih setia pada alur utama jazz, dan akhirnya disebut dengan istilah hard bop.

Disadur dari Kapanlagi.com

TENTANG JAZZ




Musik jazz. Yang sudah kurang lebih 100 tahun sejak kelahirannya telah mengalami berbagai metamorphosa yang dialektis akan perkembangannya sampai kepada fase dekonstruksi dan tingginya minat kalangan industri musik untuk “melestarikan”-nya. Ada sebuah hal yang menarik atas perkembangan musik jazz yang unik ini. Jika apa yang seperti dialami oleh musik klasik dari awal kemunculannya sejak jaman barouque beberapa ratus tahun yang lalu sampai munculnya aliran Wina II pada awal abad ini yang melahirkan sebuah ideologi avant-garde atau kalau di Indonesia dikenal dengan istilah musik kontemporer, namun apa yang dialami oleh musik jazz dari awal abad ini sampai tahun 1970an merupakan banyak hal yang menarik perhatian bagi para kritisi musik di dunia ini. Hal ini relatif lebih singkat dibanding dengan tradisi musik klasik. Namun sampai menjelang akhirnya abad ini, banyak terjadi perdebatan tentang apa yang dialami nasib perkembangan musik jazz itu. Karena semenjak tahun 1970an itu sendiri musik jazz sudah mengalami stagnasi yang cukup fatal atau bahkan mengahadapi fase menjelang kematiannya bagi pemerhatinya dari sudut pandang penganut filosof dan pengajar dari Amerika Serikat John Dewey, tentang perubahan konstan dalam perkembangan sebuah seni. Di lain pihak, sebuah tema yang cukup mengena mengenai musik jazz dari kalangan konservatif adalah bahwa sekarang ini banyak musisi jazz yang melakukan “pembedahan (mayat) secara dini” atau Premature Autopsy (seperti yang diutarakan oleh Jeremiah Wright dalam liner note dalam albumnya Wynton Marsalis yang berjudul The Mejesty Of The Blues) atau memperkecil ruang gerak dengan formulasi Swing + Blues = Jazz.

Apa yang dilakukan oleh lembaga AACM ( Association For Advance Creative Musicians) yang dikomandani oleh Muhal Richard Abrams bersama rekan rekannya dengan misi ideologi jazznya dengan tema from the ancient to the future as great black culture merupakan sebuah revitalisasi semangat kreatifitas musik jazz untuk jangkauan ke masa depan. Dengan melihat bahwa unsur-unsur blues sampai kepada gaya free funk atau di luar dikotomi musik jazz sekalipun merupakan sebuah bentuk integritas untuk musik jazz di masa mendatang, seperti Saxophonis Henry Threadgill dalam sebuah pernyataanya, ” Sekarang ini, musik jazz hanya menjadi salah satu perbendaharaan kosa kata saya saja”.

Didukung lagi dengan pernyataan salah satu tokoh musisi jazz postmodern, John Zorn, dengan menyatakan bahwa sekarang ini tidak ada lagi hubungan secara hirarki antara berbagai jenis musik yang ada, tidak ada lagi anggapan musik klasik “lebih tinggi” dari musik jazz dan sebaliknya ataupun antara jenis musik lainnya. Namun hal yang dilakukan oleh lembaga tersebut dapat perlawanan dari Lincoln Center di New York yang sebagai Art Directornya adalah Wynton Marsalis dan kritisi jazz Stanley Crouch, yang menuduhnya sebagai “perusak” masa depan musik jazz sebagai karya seni yang dapat disejajarkan dengan tradisi musik klasik Eropa. Dengan melihat tradisi sebagai titik pandang untuk ekspresi individual, Wynton Marsalis mengecam dengan keras adanya perkembangan musik jazz setelah era 1960an (free jazz dan fusion) dan mengatakan bahwa hal tersebut bukan bagian dari musik jazz dan bukan musik jazz itu sendiri. Di lain sisi, banyak perusahaan rekaman besar yang “terlalu memanjakan” pasar sehingga dalam memproduksi rekaman karya-karya musik jazz, keinginan pasar sudah terlalu banyak untuk turut campur, sehingga dari sisi kreatifitas dan estetika banyak yang diabaikan.

Di Indonesia sendiri, sekalipun itu memang musik dari luar, namun semangat untuk meningkatkan kreatifitas dan mencoba untuk mengadakan transplatasi dengan berbagai potensi antara semangat musik jazz dengan musik tradisional dari berbagai daerah di Indonesia menjadi sebuah kecenderungan yang banyak di lakukan oleh beberapa seniman yang berkaitan dengannya, seperti yang dilakakan oleh Karimata, Krakatau, maupun Sapto Rahardjo dengan Andre Jaume (musisi jazz dari Perancis). Selain hanya yang beberapa kalangan musisi terperangkap dalam permainan tradisi mainstream semata tanpa polesan yang lebih dalam lagi.

Kiranya perdebatan mengenai musik jazz tidak hanya muncul di tulisan ini saja, namun mencakup berbagai hal yang berkaitan dengan masalah budaya, sosial, ekonomi bahkan politik, selain dari perkembangan musikal dengan apa yang disebut musik jazz itu.

Ada beberapa pertanyaan menarik yang selalu muncul di benak kita, apakah sebuah karya seni selalu membutuhkan perubahan? Apakah sebuah karya seni jika tidak mengalami perubahan (perkembangan) dikatakan sebagai seni yang kaku atau mati? Bagaimanakah seharusnya bentuk perubahan tersebut? Apakah masih ada batasan-batasan tertentu mengenai perubahan tersebut? Ataukah memakai analogi dan pro kontra seperti dalam bukunya Francis Fukuyama “The End Of History”? Atau lebih ekstrem lagi, apakah ‘jazz’ telah mati beberapa saat setelah kelahirannya? Dan yang penting juga, apakah bagi para pecinta musik jazz di Indonesia memang hal tersebut menjadi masalah, kekuatiran, ataupun sesuatu yang hilang dari semangat musik jazz itu seperti halnya perasaan banyak orang ketika mendengar berita tentang kematian “puteri di hati semua orang” itu? (WJ)

Disadur dari Wartajazz (KEMATIAN)

CORNER OF THE EARTH


"Corner OF The Earth" pasti yang ngefans sama JAMIROQUAI sudah pada tahulah. Dari judulnya saja bikin interest apalagi denger lagu sama nikmati liriknya... dijamin!!!. Mau tahu lebih banyak masuk saja http://www.jamiroquai.com/...